Berawal dari Hobi, Jadi Usaha
Selain belajar dan fokus dalam bidang akademik, mahasiswa biasanya memiliki kegiatan lainnya di luar akademik karena sejatinya mahasiswa banyak yang tertarik dengan kegiatan-kegiatan di luar dan pengalaman yang baru, tentu kegiatan tersebut bermanfaat bagi dirinya. Salah satunya yaitu kegiatan wirausaha. Saat ini banyak sekali mahasiswa yang tidak hanya fokus dalam kegiatan akademik, organisasi atau himpunan, melainkan mereka mencoba untuk belajar berwirausaha. Tujuannya bermacam-macam, karena kebutuhan untuk biaya kehidupan sehari-hari, ingin belajar berwirausaha, tidak ingin memberatkan dan merepotkan orangtua, ingin memiliki tabungan sendiri, dan masih banyak lagi alasan lainnya. Pada intinya, semua tujuannya sama yaitu ingin memiliki uang tambahan.
Malam itu sepertinya bulan sedang marah pada bumi karena tidak ada cahaya yang muncul, hanya rintikan air hujan yang membasahi bumi. Seperti biasa, malam itu terasa dingin yang membuat tubuh berhubungan baik dengan kasur dan selimut. Namun, kewajiban yang menggugurkan segalanya hingga ego tersingkirkan oleh tugas yang menuntut. Dia datang dengan wajah yang berseri-seri dan wangi parfumnya yang khas dipakai wanita karena wangi yang tidak asing tercium oleh indra penciuman saya. Namanya Refi Fadhilah Meidy atau yang akrab dipanggil dengan sebutan Epow. Refi lahir di Garut, pada tanggal 23 Mei 1998 dan merupakan mahasiswa jurusan Manajemen Pemasaran Internasional POLBAN (Politeknik Negeri Bandung) angkatan 2016 hingga saat ini. Tak ada yang menyangka sebelumnya, berawal dari hobi dan tugas mata kuliah yang diberikan oleh dosen di kampusnya ternyata mengundang rezeki bagi dirinya. Ia dan temannya bekerjasama dalam berwirausaha di bidang fashion, khususnya celana kulot dan pakaian muslimah. Ternyata dalam beberapa bulan, usaha mereka berdua banyak digemari oleh banyak orang, khususnya muslimah modern. Hal itu yang mendorong Refi dan temannya, Rita melanjutkan bisnisnya yang diberi nama Kuko Project.
Bagaimana awal mula Refi memulai untuk membuka bisnis yang diberi nama Kuko Project ini?
Awal mulanya itu, aku dikasih tugas mata kuliah namanya B2C (Bussiness to Customer). Dulu kita disuruh untuk jualan tapi produknya bebas, produk apa aja. Kita 1 kelompok ada 3 orang, aku, temen aku sama temen yang cowo. Nah, awal mulanya kita tuh punya ide masing-masing (brain storming), kita mau jual apa nih. Terus karena aku sama temen aku yang cewe suka sama fashion, akhirn
ya kita bertiga sepakat buka usaha fashion. Awal mula dan filosofi di balik nama Kuko Project sebenernya kata project itu bukan karena tugas dari perkuliahan yang nuntut harus ada kata 'project' tapi ya karena lucu aja kalau ditambah kata itu, nah kalau kata kuko sebenernya waktu itu ngedadak dan sempet ada yang nanya orang lain. Kita bingung, akhirnya aku tuh cari kata-kata sama bahasa dari berbagai negara, bahasa asingnya celana karena dulu kita jualnya fokus ke celana kulot. Akhirnya ketemu lah bahasa hawainya celana yaitu kuko, tapi gak tau kalau dibaca di bahasa Indonesia. Terus dinamain kuko lah, ya dinamain kuko tuh karena bagus, lucu dan gampang diinget sama orang dan diberilah nama Kuko Project.
Diluar sana banyak sekali bisnis online shop yang menjual produk fashion, seperti celana kulot dan pakaian wanita. Kenapa Refi dan temannya tetap ingin berbisnis dengan produk yang banyak dijual di online shop lainnya?
Jadi dulu tuh banyak banget ide dari kita, ada yang saran bikin usaha buku custom binder, karpet custom binder, sama jualan celana kulot. Nah, kita mikir mana yang gampang dijangkau. Celana kulot kan biasanya banyak banget suppliernya dan karena aku sama temen suka fashion kan, akhirnya ya udah kita ngambil bisnis di fashion.
Bagaimana upaya Refi dan teman-temannya dalam menghadapi persaingan pasar lain yang menjual produk sejenis seperti yang dijual di Kuko Project?
Kalau misalkan dari kita sih, kita branding produk kita, maksudnya tuh branding Kukonya karena kalau produk sih banyak yang jual juga sama online shop yang udah terkenal dan followersnya udah banyak. Kita ingin Kuko banyak dikenal juga sama orang, salah satu caranya yaitu bikin nama yang mudah diinget, terus gencar-gencarin promosi di IG pribadi, akun-akun pribadi atau lewat akun-akun yang udah terkenal, udah punya influencer. Selain itu juga, kita bikin ciri khas di Kuko Project. Nah kita pingin nerapin mindset ke orang-orang kalau Kuko Project tuh identik sama yang namanya warna pink, terus kita juga nyediain keresek custom yang udah ada tulisannya Kuko Project dan di dalemnya tuh kita bikin post card yang isinya tuh ucapan terimakasih buat konsumen yang udah order di online shop kita.
Selain lewat akun-akun pribadi, akun yang sudah terkenal dan memiliki goog influencer, apakah ada upaya dari Refi dan teman-teman untuk branding melalui paid promote, membuka stand atau bazar di kegiatan semacam pameran atau festival?
Kita sebenernya belum pernah lewat paid promote, tapi kita coba nanti apa ngaruh atau enggak. Nah kalau untuk bazar atau buka stand, kita paling lebih sering buka stand di CFD. Itu pun kalau ada customer yang datang selalu kita kasih post card biar customer itu leluasa milih-milih bajunya dan memudahkan dia buat order produk kita.
Untuk respon dari konsumen sendiri seperti apa?
Kuko itu sering nanya ke konsumen lewat snapgram, alhamdulillah responnya bagus-bagus. Kita juga pernah minta kritik dan saran buat Kuko, banyak dari mereka yang ngasih saran buat kita. Secara umum sih, respon mereka positif semua. Banyak yang bilang produk di Kuko itu update, puas, sesuai sama trend, harganya murah meriah, pengirimannya cepat. Intinya sampai sejauh ini respon dari konsumen positif semua.
Setiap bisnis atau online shop pasti memiliki target tersendiri. Seperti apa target konsumen yang dibidik oleh Kuko Project ini?
Sebenernya kita lebih umum, asalkan orang-orang yang sering main gadget, sering belanja online dan orang menengah. Kenapa? karena biasanya orang-orang ke atas tuh pasti gak mau belanja barang-barang murah dan yang gak bermerk (branded). Nah kita tuh pengennya barang-barang murah bisa branded menyaingi barang-barang mahal. Pokonya targetannya mah umum, mau laki-laki atau perempuan karena laki-laki pun suka banyak yang order ke kita, ya mungkin buat pacarnya, orangtuanya, sama istrinya.
Apa target yang sudah tercapai dan belum tercapai oleh Kuko Project?
Yang udah kecapai sih paling kita alhamdulillah udah banyak memuaskan konsumen, setiap hari ada yang order minimal 1 orang, terus alhamdulillah dalam kurun waktu 2 bulan bisa naikin followers sampai 2000. Itu tuh berkat sering dipromosiin lewat akun-akun pribadi kita. Ya, gak jadi masalah harus lewat akun pribadi kita yang penting online shop kita banyak dikenal sama orang. Untuk target yang belum kecapai, kita pengen bikin offline shop tapi mungkin nanti setelah kita lulus kuliah dan kita juga pengen punya produk sendiri gak lewat supplier lagi, jadi kita punya gudangnya sendiri.
Bentuk offline shop seperti apa?
Ya, kita pengennya toko yang terbuka gitu, dari desainnya bagus, instagramable banget, punya fitting room sendiri dan pengen ada cafe biar kalau ada laki-laki yang nganter pacarnya atau istrinya bisa sambil nongkrong di cafe.
Bagaimana awal mula Refi dan temannya bisa bekerjasama membangun bisnis online shop Kuko Project ini selain yang sudah dijelaskan tadi?
Ya, pada akhirnya kita cuman berdua karena temen laki-laki aku yang satu lagi itu tuh kaya gak in sama kita karena memang dia kurang cocok dan kurang paham tentang fashion wanita. Akhirnya dia mengundurkan diri dan keluar. Aku sama temen aku yang ngelanjutin bisnis ini berdua aja.
Apakah Kuko Project pernah mengalami kerugian?
Waktu itu tuh, pernah pas awal-awal ngejalanin bisnis ini karena tugas. Itu tuh pernah rugi, jadi pas awal dulu kita bener-bener gak ngemodal. Sistemnya kita konsinyasi, jadi kalau ada yang order kita ambil barangnya, kalau gak ada ya kita gak bisa ngambil barang. Kita dropship ke supplier, jadi kalau ada yang pesen kita minta tolong buat kirimin barangnya. Nah, karena kita gak bayar ke mereka, mereka tuh pelayanannya jadi kurang, nganggep gak nganggep, akhirnya suatu saat barang yang udah diorder belum juga dikirim selama seminggu dan konsumennya pun protes sama kita bukan sama suppliernya, soalnya mereke pesennya langsung ke kita kan. Akhirnya kita kasih kompensasi berupa gratis 1 baju atau pengurangan harga produk yang diorder. Pernah juga, temen aku belum ngirimin paket orderannya ke konsumen, jadi ada misscom gitu. Kita ngasih kompensasi berupa gratis ongkir, dulu yang pesennya orang Jambi gitu.
Setiap bisnis pasti akan ada konflik baik internal maupun eksternal, apakah Kuko Project pernah mengalami konflik eksternal?
Sebenernya kita pernah waktu itu konflik sama supplier kita sendiri. Jadi dulu foto-foto yang kita post itu tuh kesebar dimana-mana dan pernah waktu itu ada online shop yang udah terkenal, banyak followersnya pakai foto kita. Jadi terkesannya bisnis kita yang maling foto dari mereka, padahal itu original hasil foto kita, sedangkan ya aku sebagai modelnya cuman dibayar sedikit tapi fotonya bisa kesebar dimana-mana. Aku ngerasa kurang worth it aja gitu, bayaran yang gak seberapa tapi fotonya kesebar dimana-mana aja. Supplier yang kita juga ngasih harga yang sama dengan online shop yang lainnya, padahal foto produk mereka dari kita ya seharusnya dibedain lah harganya kalau buat kita. Akhirnya kita bilang ke mereka kalau kita gak enak sama mereka dan berpisah lah kita sama supplier itu. Selain itu juga pernah ngalamin masalah pribadi, jadi suppliernya itu masih muda kelahiran 96 dan dia punya pacar. Nah pacarnya itu cemburu sama aku, padahal aku cuman model fotonya aja, gak ngapa-ngapain.
Cara menyelesaikannya bagaimana?
Ya, kita bilang sama mereka kalau mau post foto ke online shop yang lain, harus izin dulu dari kita, minimal ditandain akunya atau gimana. Terus kita juga gak cuman fokus ke 1 supplier ya biar meminimalisir kejadian yang tadi udah dijelasin sebelumnya, jadi sistemnya substitusi.
Bagaimana inovasi yang dilakukan oleh Kuko Project untuk persaingan dengan pasar lain?
Jadi kita lebih ke produknya pun gak monoton, jadi mengikuti perkembangan trend. Terus kita juga bikin hashtag setiap bulannya, contohnya kuknovember dan kita juga rencananya mau ada giveaway lewat kuis tentang nama bajunya apa, warnanya apa. Kalau strateginya sih kita ngusahain buat gak ngambil foto orang lain, tapi tetep aja ada customer yang nanya dan minta real pictnya.
Refi dan temannya ini kan masih mahasiswa, bagaimana cara kalian berdua untuk membagi waktu antara perkuliahan dan usaha online shop?
Kita bagi-bagi tugas sih, jadi kalau aku lebih ke ngurus akun IGnya, balesin kalaua ada yang order dan itu juga kalau aku lagi santai, gabut di kampus sambil nunggu dosen, pasti aku buka hp dan balesan satu satu yang order atau nge-DM kita. Nah kalau temen aku yang satu, dia itu bagian yang suka bulak balik, contohnya dia sering ngambil produk ke supplier karena emang tempatnya tuh deket rumahnya dia, jadi sekalian. Kalau menurut aku sih gak terlalu ngeganggu ke kuliah juga karena semuanya sekalian bukan disengaja diluangin waktu buat ngurusin bisnis kita.
Bagaimana bentuk dukungan orangtua, keluarga dan teman-teman sekitar untuk Refi dalam berbisnis online shop ini?
Kalau keluarga sih bener-bener ngedukung karena basicnya keluarga emang pengusaha, terus kalau di CFD suka barengan juga sama teteh, dibantuin juga ngeberesinnya, ngepromosiin lewat orang lain. Sama halnya temen-temen pun support, mereka suka beli sama kita dan ngepromosiin produk kita.
Percakapan kami diakhiri dengan kiat-kiat dan pesan dari Refi untuk orang-orang yang ingin memulai membuka sebuah bisnis, baik online maupun offline. Dia berpesan bahwa kita perlu konsisten karena ketika konsisten, usaha yang kita jalani sedikit demi sedikit akan maju dan berkembang. Selain konsisten, kita perlu kerja keras untuk mencapai suatu tujuan. Ketika kita kerja keras dalam berwirausaha, apabila kita gagal dan mengalami kerugian hal itu tidak akan membuat kita menyerah, pasti kita akan terpacu untuk mencoba dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dilakukan selama kita berwirausaha. Intinya jangan mudah lelah, anggap saja semua masalah dan tantangan yang kita lalui akan selesai pada sendirinya dan usaha kita kedepannya pasti akan menjadi besar serta sukses. Tips yang paling mujarab yaitu doa dan restu dari orangtua, hal ini yang paling menentukan kesuksesan bisnis kita. Apabila orangtua kita tidak merestui, lebih baik kita tidak perlu membuka bisnis, tapi apabila dari diri kita memiliki keyakinan yang kuat maka berikanlah pengertian dan penjelasan kepada orangtua.
Bagaimana awal mula Refi memulai untuk membuka bisnis yang diberi nama Kuko Project ini?
Awal mulanya itu, aku dikasih tugas mata kuliah namanya B2C (Bussiness to Customer). Dulu kita disuruh untuk jualan tapi produknya bebas, produk apa aja. Kita 1 kelompok ada 3 orang, aku, temen aku sama temen yang cowo. Nah, awal mulanya kita tuh punya ide masing-masing (brain storming), kita mau jual apa nih. Terus karena aku sama temen aku yang cewe suka sama fashion, akhirn
ya kita bertiga sepakat buka usaha fashion. Awal mula dan filosofi di balik nama Kuko Project sebenernya kata project itu bukan karena tugas dari perkuliahan yang nuntut harus ada kata 'project' tapi ya karena lucu aja kalau ditambah kata itu, nah kalau kata kuko sebenernya waktu itu ngedadak dan sempet ada yang nanya orang lain. Kita bingung, akhirnya aku tuh cari kata-kata sama bahasa dari berbagai negara, bahasa asingnya celana karena dulu kita jualnya fokus ke celana kulot. Akhirnya ketemu lah bahasa hawainya celana yaitu kuko, tapi gak tau kalau dibaca di bahasa Indonesia. Terus dinamain kuko lah, ya dinamain kuko tuh karena bagus, lucu dan gampang diinget sama orang dan diberilah nama Kuko Project.
Diluar sana banyak sekali bisnis online shop yang menjual produk fashion, seperti celana kulot dan pakaian wanita. Kenapa Refi dan temannya tetap ingin berbisnis dengan produk yang banyak dijual di online shop lainnya?
Jadi dulu tuh banyak banget ide dari kita, ada yang saran bikin usaha buku custom binder, karpet custom binder, sama jualan celana kulot. Nah, kita mikir mana yang gampang dijangkau. Celana kulot kan biasanya banyak banget suppliernya dan karena aku sama temen suka fashion kan, akhirnya ya udah kita ngambil bisnis di fashion.
Bagaimana upaya Refi dan teman-temannya dalam menghadapi persaingan pasar lain yang menjual produk sejenis seperti yang dijual di Kuko Project?
Kalau misalkan dari kita sih, kita branding produk kita, maksudnya tuh branding Kukonya karena kalau produk sih banyak yang jual juga sama online shop yang udah terkenal dan followersnya udah banyak. Kita ingin Kuko banyak dikenal juga sama orang, salah satu caranya yaitu bikin nama yang mudah diinget, terus gencar-gencarin promosi di IG pribadi, akun-akun pribadi atau lewat akun-akun yang udah terkenal, udah punya influencer. Selain itu juga, kita bikin ciri khas di Kuko Project. Nah kita pingin nerapin mindset ke orang-orang kalau Kuko Project tuh identik sama yang namanya warna pink, terus kita juga nyediain keresek custom yang udah ada tulisannya Kuko Project dan di dalemnya tuh kita bikin post card yang isinya tuh ucapan terimakasih buat konsumen yang udah order di online shop kita.
Selain lewat akun-akun pribadi, akun yang sudah terkenal dan memiliki goog influencer, apakah ada upaya dari Refi dan teman-teman untuk branding melalui paid promote, membuka stand atau bazar di kegiatan semacam pameran atau festival?
Kita sebenernya belum pernah lewat paid promote, tapi kita coba nanti apa ngaruh atau enggak. Nah kalau untuk bazar atau buka stand, kita paling lebih sering buka stand di CFD. Itu pun kalau ada customer yang datang selalu kita kasih post card biar customer itu leluasa milih-milih bajunya dan memudahkan dia buat order produk kita.
Untuk respon dari konsumen sendiri seperti apa?
Kuko itu sering nanya ke konsumen lewat snapgram, alhamdulillah responnya bagus-bagus. Kita juga pernah minta kritik dan saran buat Kuko, banyak dari mereka yang ngasih saran buat kita. Secara umum sih, respon mereka positif semua. Banyak yang bilang produk di Kuko itu update, puas, sesuai sama trend, harganya murah meriah, pengirimannya cepat. Intinya sampai sejauh ini respon dari konsumen positif semua.
Setiap bisnis atau online shop pasti memiliki target tersendiri. Seperti apa target konsumen yang dibidik oleh Kuko Project ini?
Sebenernya kita lebih umum, asalkan orang-orang yang sering main gadget, sering belanja online dan orang menengah. Kenapa? karena biasanya orang-orang ke atas tuh pasti gak mau belanja barang-barang murah dan yang gak bermerk (branded). Nah kita tuh pengennya barang-barang murah bisa branded menyaingi barang-barang mahal. Pokonya targetannya mah umum, mau laki-laki atau perempuan karena laki-laki pun suka banyak yang order ke kita, ya mungkin buat pacarnya, orangtuanya, sama istrinya.
Apa target yang sudah tercapai dan belum tercapai oleh Kuko Project?
Yang udah kecapai sih paling kita alhamdulillah udah banyak memuaskan konsumen, setiap hari ada yang order minimal 1 orang, terus alhamdulillah dalam kurun waktu 2 bulan bisa naikin followers sampai 2000. Itu tuh berkat sering dipromosiin lewat akun-akun pribadi kita. Ya, gak jadi masalah harus lewat akun pribadi kita yang penting online shop kita banyak dikenal sama orang. Untuk target yang belum kecapai, kita pengen bikin offline shop tapi mungkin nanti setelah kita lulus kuliah dan kita juga pengen punya produk sendiri gak lewat supplier lagi, jadi kita punya gudangnya sendiri.
Bentuk offline shop seperti apa?
Ya, kita pengennya toko yang terbuka gitu, dari desainnya bagus, instagramable banget, punya fitting room sendiri dan pengen ada cafe biar kalau ada laki-laki yang nganter pacarnya atau istrinya bisa sambil nongkrong di cafe.
Bagaimana awal mula Refi dan temannya bisa bekerjasama membangun bisnis online shop Kuko Project ini selain yang sudah dijelaskan tadi?
Ya, pada akhirnya kita cuman berdua karena temen laki-laki aku yang satu lagi itu tuh kaya gak in sama kita karena memang dia kurang cocok dan kurang paham tentang fashion wanita. Akhirnya dia mengundurkan diri dan keluar. Aku sama temen aku yang ngelanjutin bisnis ini berdua aja.
Apakah Kuko Project pernah mengalami kerugian?
Waktu itu tuh, pernah pas awal-awal ngejalanin bisnis ini karena tugas. Itu tuh pernah rugi, jadi pas awal dulu kita bener-bener gak ngemodal. Sistemnya kita konsinyasi, jadi kalau ada yang order kita ambil barangnya, kalau gak ada ya kita gak bisa ngambil barang. Kita dropship ke supplier, jadi kalau ada yang pesen kita minta tolong buat kirimin barangnya. Nah, karena kita gak bayar ke mereka, mereka tuh pelayanannya jadi kurang, nganggep gak nganggep, akhirnya suatu saat barang yang udah diorder belum juga dikirim selama seminggu dan konsumennya pun protes sama kita bukan sama suppliernya, soalnya mereke pesennya langsung ke kita kan. Akhirnya kita kasih kompensasi berupa gratis 1 baju atau pengurangan harga produk yang diorder. Pernah juga, temen aku belum ngirimin paket orderannya ke konsumen, jadi ada misscom gitu. Kita ngasih kompensasi berupa gratis ongkir, dulu yang pesennya orang Jambi gitu.
Setiap bisnis pasti akan ada konflik baik internal maupun eksternal, apakah Kuko Project pernah mengalami konflik eksternal?
Sebenernya kita pernah waktu itu konflik sama supplier kita sendiri. Jadi dulu foto-foto yang kita post itu tuh kesebar dimana-mana dan pernah waktu itu ada online shop yang udah terkenal, banyak followersnya pakai foto kita. Jadi terkesannya bisnis kita yang maling foto dari mereka, padahal itu original hasil foto kita, sedangkan ya aku sebagai modelnya cuman dibayar sedikit tapi fotonya bisa kesebar dimana-mana. Aku ngerasa kurang worth it aja gitu, bayaran yang gak seberapa tapi fotonya kesebar dimana-mana aja. Supplier yang kita juga ngasih harga yang sama dengan online shop yang lainnya, padahal foto produk mereka dari kita ya seharusnya dibedain lah harganya kalau buat kita. Akhirnya kita bilang ke mereka kalau kita gak enak sama mereka dan berpisah lah kita sama supplier itu. Selain itu juga pernah ngalamin masalah pribadi, jadi suppliernya itu masih muda kelahiran 96 dan dia punya pacar. Nah pacarnya itu cemburu sama aku, padahal aku cuman model fotonya aja, gak ngapa-ngapain.
Cara menyelesaikannya bagaimana?
Ya, kita bilang sama mereka kalau mau post foto ke online shop yang lain, harus izin dulu dari kita, minimal ditandain akunya atau gimana. Terus kita juga gak cuman fokus ke 1 supplier ya biar meminimalisir kejadian yang tadi udah dijelasin sebelumnya, jadi sistemnya substitusi.
Bagaimana inovasi yang dilakukan oleh Kuko Project untuk persaingan dengan pasar lain?
Jadi kita lebih ke produknya pun gak monoton, jadi mengikuti perkembangan trend. Terus kita juga bikin hashtag setiap bulannya, contohnya kuknovember dan kita juga rencananya mau ada giveaway lewat kuis tentang nama bajunya apa, warnanya apa. Kalau strateginya sih kita ngusahain buat gak ngambil foto orang lain, tapi tetep aja ada customer yang nanya dan minta real pictnya.
Refi dan temannya ini kan masih mahasiswa, bagaimana cara kalian berdua untuk membagi waktu antara perkuliahan dan usaha online shop?
Kita bagi-bagi tugas sih, jadi kalau aku lebih ke ngurus akun IGnya, balesin kalaua ada yang order dan itu juga kalau aku lagi santai, gabut di kampus sambil nunggu dosen, pasti aku buka hp dan balesan satu satu yang order atau nge-DM kita. Nah kalau temen aku yang satu, dia itu bagian yang suka bulak balik, contohnya dia sering ngambil produk ke supplier karena emang tempatnya tuh deket rumahnya dia, jadi sekalian. Kalau menurut aku sih gak terlalu ngeganggu ke kuliah juga karena semuanya sekalian bukan disengaja diluangin waktu buat ngurusin bisnis kita.
Bagaimana bentuk dukungan orangtua, keluarga dan teman-teman sekitar untuk Refi dalam berbisnis online shop ini?
Kalau keluarga sih bener-bener ngedukung karena basicnya keluarga emang pengusaha, terus kalau di CFD suka barengan juga sama teteh, dibantuin juga ngeberesinnya, ngepromosiin lewat orang lain. Sama halnya temen-temen pun support, mereka suka beli sama kita dan ngepromosiin produk kita.
Percakapan kami diakhiri dengan kiat-kiat dan pesan dari Refi untuk orang-orang yang ingin memulai membuka sebuah bisnis, baik online maupun offline. Dia berpesan bahwa kita perlu konsisten karena ketika konsisten, usaha yang kita jalani sedikit demi sedikit akan maju dan berkembang. Selain konsisten, kita perlu kerja keras untuk mencapai suatu tujuan. Ketika kita kerja keras dalam berwirausaha, apabila kita gagal dan mengalami kerugian hal itu tidak akan membuat kita menyerah, pasti kita akan terpacu untuk mencoba dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dilakukan selama kita berwirausaha. Intinya jangan mudah lelah, anggap saja semua masalah dan tantangan yang kita lalui akan selesai pada sendirinya dan usaha kita kedepannya pasti akan menjadi besar serta sukses. Tips yang paling mujarab yaitu doa dan restu dari orangtua, hal ini yang paling menentukan kesuksesan bisnis kita. Apabila orangtua kita tidak merestui, lebih baik kita tidak perlu membuka bisnis, tapi apabila dari diri kita memiliki keyakinan yang kuat maka berikanlah pengertian dan penjelasan kepada orangtua.
Komentar
Posting Komentar