PDAM Tirtawening, Penuhi Kebutuhan Masyarakat Ditengah Isu Kekeringan

Kekeringan akibat kemarau yang sempat melanda wilayah Bandung dan sekitarnya telah menimbulkan dampak buruk. Tak terkecuali bagi ketersediaan air bersih yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening. Akibatnya, ada beberapa wilayah yang sempat terhambat ketersediaan air bersihnya, dikarenakan hal tersebut. Khususnya, hal itu dikarenakan suplai air baku dari Situ Cipanunjang dan Situ Cileunca yang mulai mengering akibat kemarau.
Sedikitnya 100.000 pelanggan PDAM Tirtawening terancam tidak mendapatkan pasokan air sebulan berikutnya karena sumber cadangan air baku milik PDAM di Situ Cipanunjang telah mengering. Akibat hal ini, kekeringan yang terjadi sudah memasuki status siaga 1, artinya produksi air bersih terancam terhenti jika satu bulan selanjutnya tidak ada hujan. Sebab, kondisi sumber cadangan air di Situ Pananjung sudah tidak bisa dikelola.
Kasubid Humas PDAM Tirtawening Kota Bandung, M. Indra Pribadi, S.IP. pada saat diwawancarai mengenai isu kekeringan yang terjadi beberapa bulan ke belakang.
Selama ini, sumber utama cadangan air baku paling besar berasal dari daerah selatan, yakni dari Situ Cipanunjang dan Situ Cileunca. Hingga beberapa bulan yang lalu, Cipanunjang yang bisa menampung air jutaan kubik sudah kering, disusul Situ Cileunca yang kian hari volume airnya terus menurun.
PDAM Tirtawening Kota Bandung telah melakukan beberapa langkah penanggulangan prihal kekeringan. Upaya yang dilakukan tidak lain untuk memenuhi kebutuhan permintaan masyarakat ditengah ketersediaan air yang terbatas. Salah satu caranya dengan mengirimkan tanki air secara manual.
Melalui kordinasi dengan PDAM, Warga melalui RT/RW-nya atau kordinator, bisa meminta bantuan dengan pengiriman tanki air minum. Kita kirimkan ke daerah-daerah yang terkena dampak. Sehari mobil tanki yang digunakan PDAM seluruhnya 14 tanki yang dioperasikan 24 jam secara bergantian. Setiap ada bahan, kita langsung olah dan langsung disalurkan ke masyarakat,” ujar Kepala Sub Seksi Humas PDAM Tirtawening Kota Bandung, M. Indra Pribadi S.IP. saat ditemui di kantor PDAM Tirtawening Bandung, Rabu (14/11/2018).
Selain menyampaikan langkah penanggulangan krisis, PDAM Tirtawening, melalui Kepala Sub Seksi Humas, menyampaikan pesan kepada masyarakat agar senantiasa bisa menabung “air bersih. Berhemat air jangan hanya ketika bulan kemarau saja. Ketika sudah memasuki musim penghujan juga kita harus menabung air,” tutupnya.


Apakah benar beberapa waktu yang lampau sempat terjadi kekeringan di Bandung?
Sebetulnya bukan kekeringan, karena apa yang kita sampaikan itu untuk pelanggan Tirta Wening. Apa yang dimaksud kekeringan oleh kami adalah, sumber air baku yang dikelola PDAM mengalami penurunan debit air.
Sebenarnya kenapa debit air bisa berkurang?
Kita menyadari bahwa dikota Bandung, setiap terjadi kemarau enam sampai delapan bulan pasti mengalami hal yang sama (kekurangan debit air). Nah tiap tahun itu pasti terulang kalau kemarau. Nah ini serupa dengan tahun 2014-2015 kekeringannya, kalau sebelumnya kita sebut kemarau basah. Jadi kemarau tapi beberapa kali masih hujan.
Dimana saja wilayah yang terkena dampak kekeringan?
Untuk Kota Bandung itu, untuk wilayah pelayanan barat dan timur kedaerah Gedebage, Margahayu, Kopo, Mohammad Toha.
Berapa jumlah debit air yang berkurang?
Itu hampir 40% sampai 50%. Biasanya kita mengolah 1800 lt per detik menjadi 800-1000 lt per detik
Dalam kondisi kekurangan debit tapi harus tetap menyediakan bagi masyarakat, bagaimana PDAM Tirtawening menanangani hal tersbut?
Ya kita ikhtiar dan tidak berdiam diri. Kita tetap usaha untuk memenuhi kebutuhan masyrakat. Dengan caranya pengiriman tanki manual. Melalui kordinasi dengan PDAM, Warga melalui RT RWnya atau kordinator, bisa meminta bantuan dengan pengiriman tanki air minum. Kita kirimkan ke daerah-daerah yang terkena dampak. Sehari mobil tanki yang digunakan PDAM seluruhnya 14 tanki yang dioperasikan 24 jam secara bergantian. Setiap ada bahan, kita langsung olah dan langsung disalurkan ke masyarakat. Tidak akan kami tahan (karena ingin menampung dulu), karena kebutuhan masyarakat mah tidak bisa ditahan.
Berapa lama dampak dari kekeringan itu mulai dirasakan?
Kalau kemarin itu, sekitar tiga bulan. Bukan karena kita tidak mengolah, tapi karena memang tidak ada bahan baku.
Bagaimana PDAM menghadapi Komplain tersebut?
 Komplain tentu lah (ada). Karena biasanya nih orang kalau lagi ada air, mereka sembarangan memakainya. Kalau sudah tidak ada air, baru aja pada teriak kebingungan tidak ada air. Nah untuk menghadapi hal tersebut, kita sangat dimudahkan dengan kemajuan teknologi informasi (Untuk menyampaikan pesan dan informasi ke masyarakat). Kita ada line, telfon, dan media sosial dari mulai Twitter, Instagram ,facebook, dan website, dari sana masyarakat juga bisa mengeluhkannya melalui saluran itu kalau tidak memiliki waktu untuk datang langsung. Kalau misalkan mau datang langsung juga bisa, kita sudah sediakan customer service.
Bagaimana PDAM melakukan langkah preventif dalam menghadapi isu kekeringan yang berulang tersebut?
Sebtulnya kan kita juga sudah menyampaikannya beberapa kali. karena ini kan sebenarnya bukan wewenang PDAM, Karena kami hanya operator, pengelola dan penyedia. Tapi kita sudah mengusahakan menyampaikannya melalui media sosial dan media cetak, bahwa sumber air baku itu kan penting. PDAM hanya bisa menginformasikan dan mengajak ke masyarakat, dan masyarakat lah yang mendorong ke wakil-wakilnya di eksekutif di pemerintahan. pemerintah harus punya itikad baik. Maksud itikad baik, seperti kepentingannya untuk masyarakat banyak. Ya itu tadi, menyiapkan sumber-sumber air baku, atau waduk-waduk untuk menampung air bersih. Ya ini tugas dan kewajiban bersama.
Apa yang sebenarnya ingin disampaikan PDAM kepada masyarakat selaku pengguna air bersih?
Berhemat air jangan hanya ketika bulan kemarau saja. Ketika sudah memasuki musim penghujan juga kita harus menabung air. Gunakanlah air sehemat mungkin dan sebutuhnya. Jangan sampai kita sedang ada air kita pakai segala macem, tapi pas enggak ada air, enggak punya penampungan, pada kebingungan. Pakailah air sebijak mungkin.

Untuk penjelasan lebih menarik, silakan membuka link yang ada di bawah ini mengenai video wawancara lengkap bersama Kasubid Humas PDAM Tirtawening Kota Bandung, Bapak M. Indra Pribadi, S.IP.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cibay, Cita Rasa Khas Kota Garut

Thank You for Smoking : Bukan Negosiator Sembarangan